Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Majalengka baru-baru ini diwarnai aksi unik. Permintaan Kocak Siswa Majalengka menjadi viral di media sosial. Mereka menuliskan request menu di karton besar. Request ini menunjukkan sisi kreatif dan humor dari para pelajar yang menerima program tersebut.
Salah satu Permintaan Kocak Siswa paling menonjol adalah burger. Mereka dengan antusias menulis, “Mamang MBG aku request burger dong!” Gaya bahasa yang santai dan akrab menunjukkan kedekatan siswa dengan penyelenggara, serta hasrat mereka pada menu kekinian yang jarang didapatkan di sekolah.
Tidak hanya burger, request menu juga mencerminkan selera lokal. Beberapa siswa dengan kocak meminta Nasi Lengko, hidangan khas Cirebon-Majalengka. Permintaan Kocak Siswa ini menjadi bukti bahwa mereka juga merindukan cita rasa tradisional di tengah menu yang disajikan.
Penyelenggara MBG di Majalengka sendiri telah berupaya menyajikan menu bervariasi, termasuk chicken steak dan potato wedges. Menu tersebut disusun berdasarkan standar gizi. Namun, kelucuan para siswa menunjukkan bahwa variasi menu tetap menjadi harapan besar mereka.
Fenomena Permintaan Kocak Siswa ini mendapat tanggapan positif dari banyak pihak. Selain menghibur, aksi ini menjadi cara interaktif siswa untuk menyampaikan aspirasi. Mereka menggunakan kreativitas yang jenaka, menjadikannya topik pembicaraan hangat di kalangan netizen dan media lokal.
Pihak sekolah dan penyelenggara melihat request ini sebagai masukan yang berharga. Walaupun tidak semua request dapat dipenuhi, Permintaan Kocak Siswa tersebut mendorong tim MBG untuk terus mencari inovasi menu. Tujuannya adalah memastikan gizi terpenuhi, dan selera makan siswa juga meningkat.
Kontras antara menu standar seperti nasi, ayam, dan sayur, dengan request seperti burger dan Nasi Lengko, sangat menghibur. Ini menunjukkan adanya keragaman selera makan pada usia remaja. Mereka berani meminta comfort food yang mereka dambakan dengan cara yang lucu dan terbuka.
Aksi ini juga menjadi pengingat bahwa program gizi harus dilakukan dengan pendekatan yang menyenangkan. Keterlibatan emosional dan interaksi seperti ini dapat membuat siswa merasa lebih dihargai. Program MBG tidak hanya tentang nutrisi, tetapi juga tentang menciptakan pengalaman makan yang ceria.
Pada akhirnya, Permintaan Kocak Siswa Majalengka mengajarkan kita pentingnya komunikasi yang ringan. Mereka berhasil membawa pesan dengan humor. Program MBG diharapkan tidak hanya mengenyangkan, tetapi juga membahagiakan, entah itu dengan burger, atau Nasi Lengko.
